“PENGENTASAN STUNTING” PERLU KERJASAMA DAN SAMA-SAMA KERJA

Bertempat di Gereja Imanuel Oepura Klasis Kota Kupang melalui UPP Perempuan GMIT Klasis melakukan kegiatan kebersamaan sebagi bentuk tanggungjawab gereja dalam membantu program – program pemerintah. Salah satu program yang menjadi perhatian serius di NTT yakni penurunan angka Stanting. Gereja sebagai mitra pemerintah juga harus mempunyai andil dalam penurunan angka stanting tersebut. Menyadari akan kondisi tersebut maka UPP Perempuan GMIT Klasis Kota Kupang melaksanakan kegiatan seminar dengan narasumber yang berkompeten dari pemerintah Kota Kupang yang khususnya Dinas yang berhubungan langsung dengan program penuruan Angka Stunting di NTT pada umumnya dan wilayah Kota Kupang khususnya warga GMIT di lingkup jemaat.

Kegiatan yang dibuka oleh Ketua Klasis Kota Kupang Pdt. Jeheskial Adam, S.Th, M.Hum dimana beliau menitik beratkan pada suksesnya program pemerintah harus terus bermintra dengan gereja yang mana mempunyai lingkup pelayaan sampai jemaat/warga sebagai sasaran program pemerintah khusus saat ini upaya penurunan angka stunting di Kota Kupang. Jeheskial Adam dalam suara gembalanya beliau meneruskan suara Gubenur NTT pada saat peresmian Gereja Imanuel Oepura bahwa Kota Kupang sebagai pusat pemerintah tapi angka stunting sangat tinggi. sehubungan dengan itu maka Klasis Kota Kupang siap untuk bermitra dengan pemerintah, ini penting karena gereja dan pemerintah adalah mitra. Salah satu wujud kemitraan adalah dengan menyelenggarakan seminar Pengetasan Stunting ini agar warga jemaat GMIT tahu dan berperan dalam menanggulangi persoalan stunting ini. Semoga lewat kegiatan ini warga jemaat terutama warga GMIT harus berkontribusi dalam penurunan angka stunting terutama lewat keluarganya sendiri.

Dalam seminar tersebut perwakilan jemaat yang hadir dari gereja – geeja yang ada di Klasis Kota Kupang dan pengurus UPP Perempuan GMIT Klasis Kota Kupang, sedangkan narasumber yakni Kadis Kesehatan Kota Kupang yang diwakili oleh Kabid Gizi ibu Dina Ludji  yang menyampaikan materi tentang qizi dan tumbuh kembang anak materi tersebut menitikberatkan pada bagaimana pencapaian qizi dan tumbuh kembang anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan yakni  270 Hari Kehamilan dan 730 hari pertumbuhan bayi, periode ini menjadi periode emas dan kristis dari pertumbuhan janin dan bayi sehingga perlu perhatian lebih untuk pemenuhan qizi untuk pertumbuhan.

KMK Kota Kupang menghadiri kegiatan Seminar Pengentasan Stunting yang di laksanakan oleh UPP Perempuan GMIT Klasis Kota Kupang yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Kupang

Sedangkan materi yang juga sangat penting yakni menyangkut “Bagaimana merencanakan Kehadiran Anak dalam Keluarga Kristen” yang disampaikan oleh Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang Drg. Fransica Johana yakni beliau menyatakan bahwa untuk menghindari anak lahir stunting maka pasangan suami istri harus siap secara lahiriah dan batiniah karena dampak dari stunting yakni mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, saat tua beresiko terkena penyakit berhubungan  dengan pola makan, fungsi-fungsi tuhuh tidak seimbang, meyebabkan kerugian ekonomi dan postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Karena itu perlu pencegahan stunting mulai dari kehamilan sampai bayi lahir dengan cara 1). Perbaiki qizi dan kesehatan terutama asupan makan, 2). Beri ASI esklusif pada bai 0-6 bulan, 3) bayi usia 6 bln ke atas harus mendapatkan imunisasi dan Vit. A, 4). Pantau pertumbuhan anak adakah gangguan pertumbuhan atau tidak yang terakhir pola hidup bersih sejak dini.

Kemudian dari Dinas Pemberdayaan Perempuan yang disampikan oleh Drg Bamantari menyampaikan bahwa ketahanan keluarga saat diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan. Keluarga sangat berperan penting dalam pencegahan stunting sedini mungkin.

Peserta yang hadir dari Gereja-gereja di Kota Kupang

Hasil yang diharapkan dari diadakan seminar ini adalah kemitraan antara pemerintah Kota Kupang dan gereja dalam hal ini Klasis Kota Kupang perlu ditingkatkan lagi dalam berbagai segi pembangunana sedangkan untuk peserta diharapkan dari kegiatan ini bahwa mulai dari rumah tangga harus sudah menerapkan pola hidup sehat terutama warga jemaat yang mempunyai bayi atau ibuh hamil agar terus melakukan pemeriksaan lebih dini dalam mempersiapakan kelahiran bayinya.  ##mjs#