MENGISI KEMEERDEKAAN DENGAN TINDAKAN NYATA

13 Agustus 2025
Oleh Pdt. Emr. Mesakh Jack Karmany
Bacaan Alkitab : BILANGAN  33 : 50 – 56

PENGHUKUMAN ORANG KANAAN
Sewaktu orang Israel ada di padang gurun, maka mereka terpisah sepenuhnya dari semua bangsa lain. Di padang gurun  mereka terkurung/terisolasi   dari godaan pada penyembahan berhala dan membentuk mereka untuk bergantung hanya kepada kuasa pimpinan Tuhan.  Generasi yang keluar dari Mesir berakhir dalam perjalanan menuju Kanaan,negeri terjanji.

Kini, yang memasuki  Kanaan yaitu generasi muda yang  akan menyeberangi sungai Yordan, hasil pembentukan padang gurun. Mereka ini harus dijauhkan terus  dari  godaan berhala di Kanaan nanti. Untuk itu maka di di dataran Moab[1] di tepi sungai Yordan dekat Yerikho[2] Musa diperintahkan Tuhan untuk menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan Israel :

1.Musnahkanlah orang Kanaan dan berhala mereka (ay.52)

Sebelum memasuki tanah Kanaan, Tuhan menyatakan perintah-Nya agar bangsa Israel menghalau semua bangsa penduduk Kanaan dan menghanguskan segala bentuk penyembahan penduduk Kanaan.   Allah menuntut ketaatan penuh bangsa Israel sebagai umat Tuhan yang dikhususkan untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Sesudah pemusnahan orang Kanaan, Israel kemudian tiap suku Israel mendapat pembagian tanah dengan adil melalui cara Undi. Supaya di daerah masing-masing mereka   menyembah TUHAN (Allah Israel) dengan sungguh dan murni tanpa tergoda memakai patung-patung dan gambar-gambar seperti dilakoni Kanaan dan bangsa sekitarnya.

2.  Mereka diberi jaminan keberpihakan Allah

Bahwa jika Israel menghancurkan semua sisa penyembahan berhala itu, maka Allah   akan membuat mereka sepenuhnya memiliki tanah perjanjian (ay. 53-54). Jika mereka mau menjaga diri tetap murni dengan menjauhkan diri dari berhala-berhala Kanaan, maka Allah akan memperkaya mereka dengan kekayaan Kanaan dan Allahlah yang menuntun Israel,kepunyaanNya.

3.  Mereka diancam dengan membiarkan mereka diobok-obok oleh orang Kanaan

Di sini, kebebasan mereka mengelola negeri terjanji penuh susu dan madu tidak dinikmati dengan sungguh  jika Israel menyayangkan sisa-sisa berhala-berhala ataupun penyembah-penyembah berhala berkeliaran. Pembiaran itu berupa:

(a) orang Kanaan itu menyusahkan orang Israel, ( ay.55: Tetapi jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu 1  dari depanmu, maka orang-orang yang kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di matamu dan seperti duri r  yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kamu di negeri yang kamu diami itu)

Jikalau bangsa Israel gagal untuk mengusir semua bangsa Kanaan yang jahat serta membinasakan semua pusat penyembahan berhala mereka, maka Israel  seperti membesarkan ular-ular dalam pangkuan mereka sendiri dan Allah akan membiarkan Israel dibinasakan.Demikian pula, jikalau gereja Yesus Kristus membiarkan dosa di tengah-tengah mereka, maka kesulitan, kehancuran, dan kematian akan menimpa gereja dan jiwa para anggotanya. Allah akan mengizinkan umat-Nya diinjak-injak oleh dunia yang jahat ini yang tidak dilawan oleh mereka.

(b) Tuhan sendiri akan menghukum Israel .Allah yang benar akan memutar kembali roda roda yang semula dimaksudkan-Nya untuk meremukkan orang Kanaan   untuk menggilas orang Israel, (ay 56:Akan Kulakukan kepadamu seperti yang Kurancang melakukan kepada mereka ). Sesungguhnya, telah diniatkan oleh Allah bahwa orang Kanaan tidak boleh lagi memiliki negeri itu. Tetapi jika orang Israel mengikuti kebiasaan mereka, dan mempelajari jalan berhala orang Kanaan, maka hak kepemilikan Israel atas Kanaan akan dicabut, bahkan murka Allah dengan sewajarnya akan lebih besar melawan Israel  daripada melawan orang Kanaan sendiri.

Ancaman ini perlulah kita perhatikan dan  dengarkan, supaya kita semakin  menjadi takjub dan takut kepadaNya di negeri pemberian Tuhan ini. Jika kita tidak mengusir dosa, maka dosa akan mengusir kita. Jika kita tidak mematikan hawa nafsu kita, maka hawa nafsu kita akan mematikan jiwa kita.

Refleksi  : BERJUANG UNTUK MERDEKA : MENGISI KEMEERDEKAAN DENGAN TINDAKAN NYATA

1) Posesif : kemerdekaan sudah diraih dengan korban dan darah pejuang bangsa.Inilah rakmat Allah bagi bangsa kita. Ini perlu disyukuri dengan riang dan semarak di HUT ke 80 ini.

2) Progresif : menerima kemerdekaan sebagai rahmat Tuhan. Untuk itu kita mengisi kemerdekaan ini  dengan terus mengasihi bangsa ini dengan karya karya pembebasan. Kita siuman bahwa, kemiskinan masih melilit: keboodohan masih mendera; ketidakadilan (hukum tajam ke bawah,tapi tumpul kepada penguasa dan pemilik duit; degradasi lingkungan; pengkerdilan warga negara sebagai bonsai kekuasaan; maraknya intoleransi di beberapa daerah;  pimpinan disembah,tapi bawahan diperas,dll.Sebagaimana perintah,petunjuk-jaminan dan ancaman dari Allah sebelum Israel menyeberangi sungai Yordan, maka dengan hikmat dan kasih yang dalam kepada umat-Nya (Kristen Indonesia) yang sedang merayakan HUT RI ini untuk melaksanakan perintah,petunjuk-jaminan dan ancaman dari Allah dalam konteks pergumulan bangsa ini secara ril. Atau sedapat-dapatnya kita menunjukan kebenaran,keadilan dan kedamaian berdasarkan kasihNya bagi negeri ini dengan serius.

Dengan begitu, kehidupan Kristen   memiliki makna, lantaran tetap bergantung pada aturan-aturan negara dibawah sorot  kehendak Allah. Itu berarti, tanpa kompromi  Kristen harus memutuskan hubungan ketergantungan dengan semua sumber kejahatan,kebejatan  dan berhala modern (materialism, premodialisme,provinsionisme, egoism, konsumerisme, pamer kemewahan,dll yang menjadi “tuan-tuan baru” untuk menggeser keutamaan Yesus Kristus dalam hidup Kristen..Sebab sikap berkompromi sering membuat umat Tuhan tidak tunduk dan mentaati perintah Tuhan secara total. Sebagai akibatnya banyak Kristen yang terus-menerus disesatkan dan jatuh ke dalam ketidaksetiaan kepada Tuhan. Bahkan hal ini berdampak juga pada: pertama, kehidupan komunitas (persekutuan) yang tidak harmonis. Kedua, Allah akan menghukum 1)siapa pun yang berkompromi dengan dosa dan berhala, karena kompromi dengan dosa berarti menentang Allah.

Renungkan: Masih adakah dosa atau “sesuatu” yang selama ini telah menggeser keutamaan Yesus Kristus dalam hidup iman kita? Buanglah semuanya itu, karena hal itu hanya akan menjadi “penyakit” yang berbahaya bagi pertumbuhan dan kehidupan rohani kita dan memvirus ke bangsa kita.

3. Prospektif : Bagaimana pun tantangan dan kesulitan yang sedang kita gumuli sebagai bangsa, tapi kemerdekaan ini menjadi kekuatan dan peluang untuk perubahan ke masadepan bangsa Indonesia dalam meraih tujuan kemerdekaan yaitu masyarakat adil dan Makmur. Selanjutnya, dengan cinta yang tulus kita akan  menempati tanah ini-NKRI dengan sukacita,melalui perjalanan panjang kehidupan kita,sebagai anak bangsa  bersama Tuhan. Untuk itu, di HUT ini kita perlu berdiam sejenak dan mengingat ulang keterlibatan kita pada momen-momen penting yang terjadi di negeri ini. Waktu kita melakukannya, adakah kita melihat Tuhan berkarya di dalamnya? Bagaimana pun ruwet repotnya perjalanan kehidupan berbangsa,bernegara dan bermasyarakat di negeri ini, tapi jangan berhenti sampai di situ karena perjalanan yang kita akan tempuh masih panjang. Perhatikan setiap rambu peringatan atau perintah untuk dilakukan dengan sungguh-sungguh bagi negeri ini sebagai tanda syukur kepada Tuhan. Dengan begitu, kiranya perjalanan panjang kehidupan kita sebagai anak bangsa yg merdeka ini adalah kisah mengenai kuasa penyertaan Allah. Walau tidak mudah bagi kita untuk melihat penyertaan Allah di dalam perjalanan hidup kita yang unik dan rumit di negeri ini, tetapi kita terus mengingat Allah yang setia menyertai perjalanan hidup kita di negeri ini lalu dengan sabar kita mengajar dan mendidik generasi ini agar hidup taat kepada-Nya. Wujud ketaatan secara sederhana adalah tidak mengikuti kebiasaan buruk orang-orang di sekitar kita. Kita tetap menjaga cara hidup yang benar dan tidak mengikuti cara hidup dunia ini.Dengan begitu kita terus menikmati kekayaan rakmat Tuhan di negeri ini dengan rukun dan damai. Dirgahayulah bangsaku.